Peranan, Manfaat dan Fungsi Hutan
Magrove dalam kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir sangat banyak
sekali. Baik itu langsung dirasakan oleh penduduk sekitar maupun peranan,
manfaat dan fungsi yang tidak langsung dari hutan mangrove itu sendiri.
Tumbuhan yang hidup di hutan
mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang
hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang
menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini
merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau
bahkananaerob. Mangrove tersebar di seluruh lautan tropik dan subtropik,
tumbuh hanya pada pantai yang terlindung dari gerakan gelombang; bila keadaan
pantai sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh dengan sempurna dan menancapkan
akarnya.
Menurut kamus Webster, habitat
didefinisikan sebagai "the natural abode of a plant or animal,
esp. the particular location where it normally grows or lives, as the seacoast,
desert, etc". terjemahan bebasnya kira-kira adalah, tempat
bermukim di alam bagi tumbuhan dan hewan terutama untuk bisa hidup dan tumbuh
secara biasa dan normal, seperti pantai laut, padang pasir dan sebagainya.
Salah satu tempat tinggal komunitas hewan dan tanaman adalah daerah pantai
sebagai habitat mangrove. Di habitat ini bermukim pula hewan dan tanaman lain.
Tidak semua habitat sama kondisinya, tergantung pada keaneka ragaman species
dan daya dukung lingkungan hidupnya.
Telah banyak diketahui bahwa pulau,
sebagai salah satu habitat komunitas mangrove, bersifat dinamis, artinya dapat
berkembang meluas ataupun berubah mengecil bersamaan dengan berjalannya waktu.
Bentuk dan luas pulau dapat berubah karena aktivitas proses vulkanik atau
karena pergeseran lapisan dasar laut. Tetapi sedikit orang yang mengetahui
bahwa mangrove berperan besar dalam dinamika perubahan pulau, bahkan cukup
mengagetkan bila ada yang menyatakan bahwa mangrove itu dapat membentuk suatu
pulau. Dikatakan bahwa mangrove berperan penting dalam ‘membentuk pulau’.
Beberapa berpendapat bahwa
sebenarnya mangrove hanya berperan dalam menangkap, menyimpan, mempertahankan
dan mengumpulkan benda dan partikel endapan dengan struktur akarnya yang lebat,
sehingga lebih suka menyebutkan peran mangrove sebagai “shoreline stabilizer”
daripada sebagai “island initiator” atau sebagai pembentuk pulau. Dalam
proses ini yang terjadi adalah tanah di sekitar pohon mangrove tersebut menjadi
lebih stabil dengan adanya mangrove tersebut. Peran mangrove sebagai barisan
penjaga adalah melindungi zona perbatasan darat laut di sepanjang garis pantai
dan menunjang kehidupan organisme lainnya di daerah yang dilindunginya
tersebut. Hampir semua pulau di daerah tropis memiliki pohon mangrove.
Bila buah mangrove jatuh dari
pohonnya kemudian terbawa air sampai menemukan tanah di lokasi lain tempat
menetap buah tersebut akan tumbuh menjadi pohon baru. Di tempat ini, pohon
mangrove akan tumbuh dan mengembangkan sistem perakarannya yang rapat dan
kompleks. Di tempat tersebut bahan organik dan partikel endapan yang terbawa
air akan terperangkap menyangkut pada akar mangrove. Proses ini akan
berlangsung dari waktu ke waktu dan terjadi proses penstabilan tanah dan lumpur
atau barisan pasir (sand bar). Melalui perjalanan waktu, semakin lama
akan semakin bertambah jumlah pohon mangrove yang datang dan tumbuh di lokasi
tanah ini, menguasai dan mempertahankan daerah habitat baru ini dari hempasan
ombak laut yang akan meyapu lumpur dan pasir. Bila proses ini berjalan terus,
hasil akhirnya adalah terbentuknya suatu pulau kecil yang mungkin akan terus
berkembang dengan pertumbuhan berbagai jenis mangrove serta organisme lain
dalam suatu ekosistem mangrove.
Dalam proses demikian inilah
mangrove dikatakan sebagai bisa membentuk pulau. Sebagai barisan pertahanan
pantai, mangrove menjadi bagian terbesar perisai terhadap hantaman gelombang
laut di zona terluar daratan pulau. Hutan mangrove juga melindungi bagian dalam
pulau secara efektif dari pengaruh gelombang dan badai yang terjadi. Mangrove
merupakan pelindung dan sekaligus sumber nutrien bagi organisme yang hidup di
tengahnya.
Daun mangrove yang jatuh akan
terurai oleh bakteri tanah menghasilkan makanan bagi plankton dan merupakan
nutrien bagi pertumbuhan algae laut. Plankton dan algae yang berkembang akan
menjadi makanan bagi berbagai jenis organisme darat dan air di habitat yang
bersangkutan. Demikianlah suatu ekosistem mangrove dapat terbentuk dan
berkembang dari pertumbuhan biji mangrove.
Pada saat terjadi badai, mangrove
memberikan perlindungan bagi pantai dan perahu yang bertambat. Sistem
perakarannya yang kompleks, tangguh terhadap gelombang dan angin serta mencegah
erosi pantai. Pada saat cuaca tenang akar mangrove mengumpulkan bahan yang
terbawa air dan partikel endapan, memperlambat aliran arus air. Apabila
mangrove ditebang atau diambil dari habitatnya di pantai maka akan dapat
mengakibatkan hilangnya perlindungan terhadap erosi pantai oleh gelombang laut,
dan menebarkan partikel endapan sehingga air laut menjadi keruh yang kemudian
menyebabkan kematian pada ikan dan hewan sekitarnya karena kekurangan oksigen.
Proses ini menyebabkan pula melambatnya pertumbuhan padang lamun (seagrass).
Ekosistem hutan mangrove memberikan
banyak manfaat baik secara tidak langsung (non economic value)
maupun secara langsung kepada kehidupan manusia (economic vallues).
Beberapa manfaat mangrove antara lain adalah:
- Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai.
- Menjernihkan air.
- Mengawali rantai makanan.
- Melindungi dan memberi nutrisi.
- Manfaat bagi manusia.
- Tempat tambat kapal.
- Obat-obatan.
- Pengawet.
- Pakan dan makanan.
- Bahan mangrove dan bangunan.
Beberapa manfaat dan fungsi hutan
mangrove dapat dikelompokan sebagai berikut:
A. Manfaat / Fungsi Fisik :
A. Manfaat / Fungsi Fisik :
- Menjaga agar garis pantai tetap stabil
- Melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi.
- Menahan badai/angin kencang dari laut
- Menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga memungkinkan terbentuknya lahan baru.
- Menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring air laut menjadi air daratan yang tawar.
- Mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2.
- Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting bagi plankton, sehingga penting pula bagi keberlanjutan rantai makanan.
- Tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-ikan, kerang, kepiting dan udang.
- Tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak dari burung dan satwa lain.
- Sumber plasma nutfah & sumber genetik.
- Merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota.
C. Manfaat / Fungsi Ekonomis :
- Penghasil kayu : bakar, arang, bahan bangunan.
- Penghasil bahan baku industri : pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik, dll
- Penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting, bandeng melalui pola tambak silvofishery
- Tempat wisata, penelitian & pendidikan.